6. PENGARUH ADVERSITYQUOTIENTTERHADAP RESILIENCE TARUNA AKADEMI ANGKATAN UDARA
DOI:
https://doi.org/10.62828/jpb.v2i3.74Kata Kunci:
: Resilience, Adversity Quotient, Cadets, Air Force Academy, Indonesian Air ForceAbstrak
Mekanisme perkuliahan di Akademi Angkatan Udara (AAU) memiliki perbedaan
dengan mekanisme penyelenggaraan perkuliahan di universitas pada umumnya termasuk
juga pada perguruan tinggi kedinasan lainnya (non militer). Di AAU mereka dilatih, dididik, dan
dibina secara kemiliteran, sehingga secara psikologis memerlukan daya tahan terhadap stres
yang tinggi. Untuk menghadapi hambatan dalam pendidikan, para taruna AAU memerlukan
kemampuan psikologi tertentu agar dapat bertahan dan menyesuaikan diri di bidang akademis
maupun kemiliterannya. Kemampuan tersebut disebut adversity quotient dan resilience. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Skala Adversity Quotient (26 aitem, α=0,904)
dan Skala Resilience (38 aitem, α=0,960). Skala yang digunakan adalah skala likert serta analisis
statistiknya menggunakan SPSS versi 26. Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier
sederhana mendapatkan rxy = 0,853 dengan ρ = 0,000 (ρ <0,05). Berdasarkan hasil penelitian,
terdapat hubungan positif dan peran yang signifikan antara adversity quotient terhadap resilience
taruna Akademi Angkatan Udara. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi
adversity quotient maka tingkat resilience taruna Akademi Angkatan Udara akan semakin tinggi.
Adversity quotient berperan sebesar 72,7% terhadap tingkat resilience taruna Akademi Angkatan
Udara. Namun demikian, terdapat faktor lain sebesar 27,3% yang menentukan resilience selain
dari adversity quotient.