8. SCHEDULE MAINTENANCE PENGGANTIAN KOMPONEN BLEED AIR REGULATOR PADA PESAWAT BOEING 737-400/500 SKADRON UDARA 17 BERDASARKAN PERHITUNGAN RELIABILITY
DOI:
https://doi.org/10.62828/jpb.v2i1.58Kata Kunci:
Hard Time, Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR), Schedule MaintenanceAbstrak
Frekuensi penggantian komponen Bleed Air Regulator pada pesawat Boeing 737-
400/500 Skadron Udara 17 masih tinggi. Kerusakan komponen tersebut menimbulkan terhentinya
kegiatan operasional pesawat (Aircraft On Ground). Komponen Bleed Air Regulator bersifat hard
time dan harus dilakukan penggantian jika telah mencapai 5.000 jam. Oleh karena itu perlu
diketahui tingkat reliability komponen Bleed Air Regulator yang telah terpasang sebelumnya
sehingga dapat dilakukan penjadwalan penggantian (schedule maintenance) komponen Bleed
Air Regulator berdasarkan analisis pemeliharaan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan
kemudian dilakukan perhitungan reliability dengan menggunakan failure rate, Mean Time Between
Failure (MTBF), Mean Time Between Maintenance (MTBM) dan perhitungan nilai kehandalan. Setelah
diketahui nilai kehandalan komponen Bleed Air Regulator selanjutnya dilakukan analisis sebagai
bahan pertimbangan penjadwalan penggantian komponen Bleed Air Regulator tersebut.
Hasil perhitungan reliability menunjukkan bahwa (MTBUR) 5.000 jam sesuai dengan reko- mendasi
manufaktur sudah sangat rendah yaitu sebesar 21,96 %. Hal tersebut tidaklah efektif jika dilakukan
penggantian disetiap 5.000 jam. Nilai kehandalan dengan target reliability di atas 60 % yaitu pada
Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR) 1000 dan 1500 jam. Analisis pemeliharaan
sebagai bahan pertimbangan penentuan penjadwalan penggantian komponen Bleed Air Regulator
berdasarkan hasil perhitungan nilai kehandalan dan analisis pemeliharaan, shedule maintenance
penggantian komponen Bleed Air Regulator yang dapat diterapkan yaitu pada Mean Time Between
Unschedule Removal (MTBUR) 1500 jam dengan survival/reliability function yang dapat diterapkan
yaitu 63,46 % dengan kemungkinan kerusakan (possibility to failure) sebesar 36,54 %.